DA Story: Engagement Day


16 Februari 2018 - Setelah dilamar di tengah hutan dalam keadaan rambut lepeque :)) dan bicara dengan orang tua masing-masing, kami mencari tanggal untuk prosesi lamaran formal. Berhubung camer bertempat tinggal di pulau Jawa, maka acara diadakan pada akhir pekan, dua hari setelah Valentine. Berikut hal yang wajib dipersiapkan:

Kesiapan mental: Is he/she the one? Beneran deh ini fase dimana kamu masih bisa kabur loh, wk! Nggak cuma modal yakin ya, tapi juga kesamaan visi dan misi dalam mengelola rentetan acara yang akan dilangsungkan. Sebagai pasangan yang nggak tergiur gemerlap pesta ala BrideStory, dari awal kami putuskan untuk membuat acara se-minimalis mungkin. Bukan pelit, bukan. Tapi kami ingin memutus budaya undang orang yang kitanya nggak kenal kenal banget. Kalau hal dasar ini bisa disepakati, you’re good to go!


Lokasi & katering: Meski prosesi lamaran akan dibuat se-simpel mungkin, kami tetap nggak mau repot. Kami memilih mengadakan di sebuah villa dengan kapasitas yang sekiranya cukup untuk menampung undangan. Setelah memilih beberapa villa, terpilihlah Villa Danoya. Pertimbangannya: harga yang kompetitif, serta lokasinya berada di pinggir jalan Seminyak. Kami pesan villa 2 hari 1 malam dengan 3 kamar yang cukup besar. I think it was 2 mio on low season. We booked it from Traveloka (you might want to compare the price with another apps). Untuk makanan, kami pesan nasi tumpeng yang disesuaikan dengan jumlah undangan, kue dan salad buah dari Puba, beberapa masakan rumahan yang dibawa oleh keluarga. Nah rupanya yang datang lebih dari yang diperkirakan nih, jadi mendadak cari nasi kotak di dekat villa.

Prosesi: Tiap daerah pasti punya prosesi yang berbeda. Ada yang tradisional pakai iring-iringan keluarga dan musik, ada juga yang singjedat alias singkat-jelas-padat :)) Namun, kesepakatan kembali lagi ke kedua belah pihak. Kami berdua sepakat untuk bikin yang singkat, diputuskan acara dikemas dalam ibadat sabda. Ibadat sabda adalah bentuk kebaktian yang dipusatkan pada pewartaan dan penghayatan bacaan dari kitab suci. Kami mengundang pastor untuk membawakan prosesi ini, serta pemberkatan cincin pertunangan. Booklet kebetulan saya bikin dan cetak sendiri. Terlalu niat memang.


Seserahan: Biasanya acara seserahan dilakukan sebelum hari H pernikahan ya, tapi kami lakukan langsung saat lamaran. Eh, kok? Ya suka-suka aja, lol. Nggak ding, karena nanti saat pernikahan kami ingin fokus di hari itu aja dan nggak ada tanggungan seserahan di hari sebelumnya. Selain itu, waktu yang dipunya keluarga besar sangat terbatas. Jujur, proses ini favorit saya :)) udah nggak jaman ya yang namanya seserahan yang belanja laki-laki dan isinya jadi kejutan untuk calonnya. Apalagi kami LDR, daripada nanti nggak sesuai ukuran dan seleranya, kami putuskan membuat daftar. Setelah di-approve, mamas transfer sejumlah uang dan saya belanja sesuai dengan daftar yang sudah disepakati. Untuk kotak seserahan, saya serahkan pada ahlinya, Chemy @fancyboon. Mereka punya beragam pilihan material ya, gaesss. Dari kotak mika, kaca, serta banyak pilihan warna tatakan dan hiasan yang bisa disesuaikan dengan tema acara. Kotak cincin tema rustic pesan di Baltos, harganya 250k. Kotak seserahan isinya disesuaikan dengan budget ya. Kotak seserahan yang dibawa totalnya 7, yaitu:

  • Kotak pertama: Si kotak cincin rustic
  • Kotak kedua: Perhiasan (Anting, kalung, gelang)
  • Kotak ketiga: Make up & skincare
  • Kotak keempat: Satu set kebaya & alas kaki
  • Kotak kelima: Tas
  • Kotak keenam: Toiletries & underwear
  • Kotak ketujuh: Kue
Kalau kata adat Jawa, seserahan tuh musti ganjil dan isinya peningset (yang dipakai perempuan dari ujung rambut sampai kaki). Tapi kami fleksibel alias sedapetnya aja.

Dekorasi: Berhubung dari awal maunya yang simpel dan kebetulan interior villa udah cukup bagus, kami nggak pesan jasa dekor ala BrideStory yang blinky dan full dengan bebungaan. We keep it simple because we still have to save some for the wedding, haha. Saat itu kami hanya pesan photo backdrop di @make_yours_decorations for only 1 mio, ownernya super baik dan fleksibel!

Make up, hair do & kebaya: Kebetulan teman mama baru aja memulai usahanya sebagai make up artist, namanya tante Icha @anizarachman_makeup, ini lupa sih kemarin termasuk hair do tarifnya berapa. Brand yang dipakai high end seperti MAC, Channel, YSL, dll. Kalau kebaya, berhubung cuma bakal dipakai sekali dan bikin kebaya modifikasi lumayan mahal dan pasang payet aja makan waktu sebulan sendiri, jadi diputuskan untuk sewa di @gadiskebayabali, 250k/ day.


Dokumentasi: Minta tolong adik (yang kebetulan fotografer), dan beberapa teman dari MelaliGen.


Dengan segala kekurangannya, akhirnya acara lamaran yang dikelola sendiri berjalan dengan lancar. Dari iring-iringan pemberian seserahan, sambutan dari keluarga yang dituakan, ibadat sabda, pertukaran cincin, hingga ngobrol santai penentuan tanggal pemberkatan dan resepsi. Sometimes its not about how it looks, but how it goes. Buat yang lagi mempersiapkan lamaran di Bali atau manapun, semoga dilancarkan ya!






























Comments

Popular Posts