Kita.
Jika ribuan kilometer ini hendak memupus kepercayaanmu,
ingatlah keterbatasan waktu yang kita punya saat saling mendekap di bilik itu.
Jika keraguan mulai meracuni, ingatlah betapa kita tegar; saling memayungi diri saat di terpa hujan kerikil yang hampir merusak jalinan
rasa ini.
Jika penat menggelantungi perasaanmu, ingatlah jutaan detik
yang tercipta untuk bersama melantunkan nada-nada rindu.
Jika sepi mulai mengalun, dengarkan tabung kenangan yang berisi
gelak tawa saat kita menunggu hujan reda.
Jika dinding rasamu mulai runtuh, bangun kembali dengan sajak-sajak cinta yang biasa kau tulis untukku.
Jika letih menyusuri penantianmu, bukalah jurnal masa depan
yang sudah kau tulis untukku, untuk kita.
Saat semua terasa jauh, aku memekik mantera terluhur ke
angkasa. Semesta menyadarkan bahwa aku, kamu, hanya terpaut jarak atas raga.
Selebihnya, hanya sejauh doa.
Mandat-Nya padamu kini untuk menjagaku. Aku pun, memeras
saraf agar tak terlempai dalam helaian takdir yang Ia suratkan atas kita.
Jimbaran, 2012.
@cathadita
:3
ReplyDeletejimas :3
Delete:3
ReplyDelete:3
Delete