Tentang Pekarangan
Hari
ini aku mengolah beberapa petak tanah yang terlihat sepi di sudut rumah.
Ya, sebut saja membentuk kebun, hal yang sudah lama tak kulakukan sejak
kepindahanku di perumahan ini. Tak seluas pekarangan yang dulu, namun ini saja masih bisa ditanami banyak tumbuhan yang aku mau.
Kata
ibu, untuk menanam suatu bibit, harus tahu karakter bibit tersebut. Ada
tanaman yang harus ditanam dengan kedalaman medium, ada juga yang hanya
diletakkan beberapa inci dari permukaan tanah. Jangan menggali terlalu dalam, belum tentu akar bibitnya kuat, ujar
ibu.
Kata
ibu, untuk menanam suatu bibit, kita harus tahu bibit tersebut subur di musim
apa. Jangan lupa, jangan asal tanam bibit, kita harus
cermat apa bentuk bijinya segar dan sempurna, supaya bunganya berkembang
dengan sempurna, tambah ibu.
Kata
ibu, setelah tahap-tahap itu, yang harus kita lakukan adalah pemeliharaan. Sesempurnanya biji yang tertanam, akan percuma
jika tak dijaga dengan tangan-tangan yang baik. Jangan lelah untuk sekedar menyiram, memetik yang layu, atau mencabuti
rumput-rumput liar yang ada di sekitarnya, kata ibu sambil berlalu.
Aku
bersandar dipagar sambil memperhatikan sepetak tanah yang baru kutanami Chrysanthemum
indicum. Memilih bibit ini melalui banyak proses. Sudah kucermati dengan baik hal-hal yang akan merusak pertumbuhannya,
dari jenis tanah, pupuk, hama, hingga penyakit tepung oidium yang mampu menyerangnya.
Semacam
pembelajaran, bahwa apa yang kita anggap sepi belum tentu mati. Mungkin kita hanya
butuh bongkahan niat untuk menggemburkan rasa, mulai menanam cinta, dan tumbuh
bersama. Kadang, manusia lelah untuk melewati tahap-tahap tersebut hingga
berakhir pasrah dan berharap bunga tumbuh dengan sendirinya. Kegagalan bunga, untuk
di analisa; supaya kesalahan yang sama tak terulang di penanaman berikutnya. Keberhasilan bunga, dipersembahkan
kepada mereka yang berbahagia atas pencapaian merawat, hingga mampu memetik, dan menjadi keindahan yang luhur di sudut-sudut kosong.
Bunga,
titip rindu untuk dia yang merasa hatinya mati, ya? Aku akan menggembur rasa, aku ingin tumbuh bersamanya :')
Jimbaran, 2012.
@cathadita
selamat menanam
ReplyDelete