Batur-Songan-Trunyan: Trekking di Jalur Sutra

"Rute pertama kita lewat mana, kak?", tanya saya kepada salah satu panitia.
"Lewat sini (nunjuk jalan setapak yang di kanan-kirinya terdapat semak belukar), lalu kita naik ke atas sana (nunjuk puncak yang bahkan saya sendiri nggak tau di mana letaknya)."
"(mendongak ke atas) (bengong)"

Malam ini agak mencekam, gengs! Seperti sedang dikejar deadline. Seperti sedang dihadapkan dengan teman-teman ibu di resepsi pernikahan yang terus bertanya, "Kapan nyusul?". Seperti sedang membaca pesan mantan yang menanyakan kabar. Pokoknya mencekam. Gitu aja. Entah ada angin apa saya memutuskan untuk ikutan Trekking bareng kelompok yang bahkan saya nggak kenal siapa mereka. Magma Adventure, namanya. Mereka bukan sekelompok orang yang kalau ngomong muntahin lava, gengs. Bukan. Mereka sama seperti kita, orang biasa yang gemar jalan dan foto-fotoan. Sangat bersahabat! Terbukti dengan grup yang dijuluki Sahabat Magma, pokoknya kenal/ nggak kenal kita akan bersahabat di grup ini. Oke sekian iklannya, semoga #melaligen bisa terus diajakin jalan #eh.

Vertikal :|

Yang ingin melalui jalur ini, kalian bisa titip kendaraan di tempat parkir Pura Hulundanu. Di sekitar situ terdapat warung yang menjajakan makanan seperti nasi Ikan Mujair Nyatnyat seharga 15.000. Di warung ini ada toilet yang bisa digunakan, kita juga diperbolehkan menitip helm selama trekking. Yak, jam 11 pun tiba. Kita jalan menuju belakang warung, letak shortcut menuju atas. Berbekal nekat, air mineral, dan doa tentunya akhirnya kami tiba di tempat yang bernama atas. Sempat agak putus asa sama medan daki yang cukup curam, tapi setelah ingat bakal ada pemandangan kece di depan sana akhirnya saya semangat lagi.

Bangun Kubi, tenda kesayangan #melaligen :))

Entah gimana ceritanya, jalan dalam keadaan sadar/ enggak pokoknya jam 1 malam kami tiba di hamparan rumput yang katanya biasa buat camping. Di atas sini cuma bisa bangun tenda ya, gengs. Nggak bisa bangun bahtera rumah tangga; selain ribet, pasangannya juga belum ada #eaaa. Suasana puncak Desa Songan di malam hari dinginnya luar biasa. Kalau ada yang buka usaha Jasa Peluk di sini pasti laris. Setelah tenda berdiri, beberapa dari kami langsung tidur karena mau bangun subuh untuk menikmati sunrise.


Sunrise!

Yuhuuuu seru banget kan buka tenda pemandangannya begini. Belum lagi pemandangan Gunung Batur di sebelah kiri, dan Gunung Agung di sebelah kanan. Mendadak bersyukur masih diberi kesempatan menikmati keindahan semesta seperti ini *usap air mata yang terpelanting di pipi* Sementara matahari mulai meninggi, tiba saatnya kita berkemas dan mencari spot foto.


Bersama adik-adik Desa Songan. Cluritnya bukan buat malakin kita-kita kok, bukan.


Tenda.


Yang ini #melaligen foto bareng teman-teman Green Pegasus. Juga bersama Wagub Jakarta, Bapak Ahok yang kebetulan ikut trekking bareng kita. *digetok Ko Rio*


Berjemur. Meski bukan jemuran.


#melaligen full team, whoop!

Setelah bosan berfoto, lagipula matahari mulai terik, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Trunyan. Belum selesai dengan pemandangan epic di puncak Desa Songan, kami dikagetkan dengan pemandangan sepanjang menuju Desa Trunyan. Ini dia penampakannya:


Turun dari puncak Desa Songan pemandangannya begini, gengs!


Ih wow! #ThatJawDroppedMoment 

Nggak keliatan capek ya kalau difoto ^^


 Happeeeeeey~


Nah kalau yang ini kita lagi singgah di rumah salah satu penduduk yang punya tampungan sumber mata air. Segernya nggak ada duanya!


Touchdown Desa Trunyaaaan! *tepar*


Pura di Desa Trunyan.


Nah ini yang nggak kalah epic. Perjalanan kembali ke Desa Batur sewa pick up Rp 10.000/ orang chaos abis supirnya ugal-ugalan jalan naik-turun sempat mogok harus turun dan dorong rame-rame.


Jam 4 sore kita sudah kembali di Pura Hulundanu. Gembira bukan kepalang karena akhirnya perjalanan selesai. juga sedih karena kebersamaan ini harus berakhir *caelaaah* Total jarak 10 km, waktu tempuh 4 jam, uphill-downhill berbatu jalan berliku susah ditempuh kayak minta restu tapi jika sabar niscaya akan sampai tepat pada waktunya.

Bersama 42 peserta trekking.

Terima kasih Magma Adventure untuk satu pengalaman yang tak mungkin kami lupa. Akhir kata, selamat ulang tahun! Semakin jaya di kedalaman lautan, juga di puncak segala yang tertinggi :*


Tips:
~ Di Desa Songan sambil menunggu sunrise kalau langit lagi cerah sebaiknya nggak tidur. Kenapa? Foto bintang, gengs! Nangkep milky way, kone. Tapi harus dengan kamera yang proper ya. Karena kalau pakai kamera HP yang ketangkep cuma titik-titik putih yang menyerupai ketombe.
~ Kalau ikut rombongan tidak dianjurkan untuk bawa pacar. Nanti nggak bisa lirik sana-sini.
~ Bawa minum secukupnya. Karena kalau ngikutin jalur kita, dan mampir ke rumah penduduk bisa refill air minum di sana.
~ Pakai baju/ celana panjang. Alang-alangnya bikin gatel.
~ Trekking harus dalam keadaan santai, karena banyak spot bagus yang wajib difoto.
~ Yang pasti: nikmati tiap menitnya, dan bersyukurlah! Selamat menjelajah :D




Comments

  1. Wah saya belum pernah trekking ambil jalur ini :D Terima kasih sudah menuliskannya, Dita. Saya akan ubek2 lagi blognya, banyak dari kampung halaman saya ini yg belum betul2 saya lihat. Salam kenal ya, Oh dan salam tolak reklamasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. halooooo! :D
      wah, harus dicobain pemandangannya bagus banget. ayo, dieksplor kalau nemu spot baru kabarin ya, saya jatuh cinta dengan kawasan ini. salam tolak reklamasi!

      Delete
  2. A down to earth arrangement is to utilize a neighborhood strolling organization; they will exchange you to and from the begin and click here now complete of the trek and orchestrate to exchange your stuff from town to town for you and in addition masterminding convenience and trail guides.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts