Air Terjun Nungnung: Makian Sekaligus Pujian dari Ratusan Anak Tangga.

Setelah semalaman menikmati suasana tidur di danau, siang ini kami memutuskan untuk mandi. Mandi di air terjun :)) Nungnung terletak di Pelaga, kecamatan Petang; sekitar 45 km ke utara dari arah Denpasar. Sepanjang jalan menuju tempat ini, mata kamu bakal dibikin hijau. Bukan karena banyak uang bertebaran, bukan, melainkan banyak kebun dan sawah. Setelah tiba di Pelaga, kamu akan menemukaan pertigaan dengan plang besar di sebelah kanan yang bertuliskan "Nungnung Waterfall". Harga tiket (lokal) sebesar Rp 3.000, setelah membayar kamu akan dipersilakan untuk parkir.

Hamparan hijau berikut bunga sepanjang perjalanan.



Dengan tas punggung berisi peralatan kemah kemarin, kami mulai menuruni tangga. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan para wisatawan yang akan kembali, dan hampir semua tampak kelelahan. "It was crazy, bear with it.", kata seorang wisatawan yang terlihat sedikit lega karena melihat penampakan gapura menuju pintu keluar. Tapi betul, kalau dilihat dari konstruksi tangga yang cukup curam ini, tak menutup kemungkinan kalau di tengah nanti ada satu dari kami yang ayan pingsan. Baiklah, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dimulai...











"Air Terjun Nungnung: Makian Sekaligus Pujian dari Ratusan Anak Tangga.", judul ini bukan sembarang judul. Tak sekali terlontar pujian saat menuruni anak tangga, apalagi ketika kami menemukan spot foto yang bagus. Kami masih bisa tertawa saat itu. Setelah melalui kira-kira 2 km, akhirnya kami sampai juga di dasar air terjun. Selamat siang, Nungnung, numpang mandi ya. Kami cukup beruntung karena saat itu tak banyak wisatawan yang berkunjung. Bebas foto di sini, di sana, di sini, di sana, nggak kelar sebelum kulit mengeriput karena terlalu lama di dalam air.



Setelah lelah dengan beban hidup foto-foto, kamipun berkemas untuk kembali. Akhirnya saat ini tiba juga. Tangga demi tangga kami lewati. Peluh mulai berderai menyatu dengan air mata yang mengendap di ujung lidah. Ya Tuhan, hambamu ini lebih baik didera rindu daripada menapaki anak tangga yang tingginya melebihi gengsi mertua :( Setelah berhenti di bale bengong yang disediakan (nampaknya memang dibuat untuk peristirahatan untuk mereka yang nyaris pingsan) dalam 30 menit, akhirnya gapura pintu keluar terlihat juga *sujud syukur*


Tips:
~ Atur napas sebaik-baiknya.
~ Jangan coba-coba naik dalam keadaan perut kosong. Selamat menapaki anak tangga!

Comments

Post a Comment

Popular Posts