Letupan kekaguman.


(Merupakan surat balasan dari Sini)
Teruntuk @catatansiDoy, sorotan ranah twitter.


Aku terkejut membaca surat cinta yang kau tujukan untukku. Suratmu kubaca dengan kesungguhan, serta rona pipi yang enggan padam. Kepalaku berputar, aku tak yakin bahwa obyek suratmu adalah sosokku yang rasanya jauh dari aku, di mataku.

Ngomong-ngomong, di sini sedang diguyur hujan serta angin, dinginnya menggigit persendian. Jari tanganku linu, telapak tangan sesekali kudekapkan pada cangkir teh yang kepulan panasnya membumbung tepat di wajahku.

Ah, Dion...

Perihal dirimu, apalah yang mampu kuungkap selain sosok hangat ketika menyambutku yang sesaat singgah di kotamu. Terbayang pertemuan pertama kita yang penuh dengan polah hasil ringkasan media sosial. Masih ingat perdebatan kita soal logika dan hati atas teori otak kanan dan kiri yang kubuat sendiri? Senang ya, bisa mendengar buah pikir dari dua sisi.


Soal lini masa, aku sama sekali tak menghiraukan kicau-kicau sumbang itu. Toh setelah bertatap muka,  kau tentu paham senyatanya aku yang berbanding jauh dengan rangkaian citra semu. Aku berterima kasih jika seburuknya aku, masih ada hal-hal baik yang mampu kau petik.

Tumbuh dengan budaya timur tentu membuat kita lebih sensitif akan perbedaan. Keyakinanlah yang meyakinkan diriku untuk yakin bahwa ada celah yang tidak boleh kugali terlalu dalam. Walau begitu, seperti yang kau tahu aku adalah pendengar yang baik. Selarutnya kau ingin berkisah, jangan sungkan untuk menuangkannya dalam aku yang suam-suam kuku. Aku senang jika kita bisa saling mengaduk opini, dan bersulang dalam kesepakatan yang bisa kita teguk bersama. Kapanpun, aku siap menyajikan cercahan berupa tawa dalam gulita pilumu.

Bersama surat ini, terlampir doa yang melekat di tiap-tiap kalimat yang kau baca. Dion, bagiku kau sosok yang sungguh tangguh. Layaknya langit dengan ribuan bintang, sudah saatnya untuk menunjuk yang paling bersinar, yang pantas bersanding denganmu. 

Ah, bahkan dalam surat pun aku cerewet. Untuk sementara, hanya ini yang mampu kuberi. Saat kau baca balasanku ini, mungkin aku sedang dalam perjalanan menuju kota kekasihku. Akan kusisipkan waktu untuk menghampirimu. Angkringan? Kabari aku secepatnya.



Yang diam-diam mengagumimu, @cathadita.

Comments

  1. Betapa beruntungnya laki-laki itu....

    ReplyDelete
  2. Dion? Atau yang kini menjadi kekasihku? :p

    ReplyDelete
  3. both, dion was lucky because he ever met, and your bf is the most luckiest

    ReplyDelete
  4. I wish someone wrote that kind a post for me hahhaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts